TUGAS
KIMIA LINGKUNGAN
PENCEMARAN
UDARA OLEH VOLATILE ORGANIC COMPOUNDS
![]() |
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI KIMIA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
1)
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara menurut Paraturan Pemerintah RI no 41/1999 adalah masuknya atau dimasukannya zat atau
energi atau komponen lain kedalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara bisa diartikan kehadiran satu
atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan,
atau merusak properti.

Prinsip dari pencemaran udara adalah bilamana
dalam udara terdapat unsur-unsur pencemar (biasa disebut pulutan baik primer
maupun sekunder yang bersumber dari aktifitas alam dan kebanyakan dari
aktifitas manusia) yang dapat mempengaruhi keseimbangan udara normal dan
mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
den benda-benda lain.
2) Sumber Pencemaran Udara
Masuknya zat pencemar ke dalam udara
dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu
meteorit dan pancaran garam dari laut ; juga sebagian besar disebabkan oleh
kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan
sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah
tangga.
Terdapat 2 jenis pencemar yaitu
sebagai berikut :
a.
Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung
mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal
dari komponen udara alamiah seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas
konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara,
misalnya timbal.
b.
Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang
terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
3)
Jenis-Jenis Pencemar
·
Karbonmonoksida
·
Oksida Nitrogen
·
Oksigen Sulfur
·
CFC
·
Hidrokarbon
·
Ozon
·
Volatile Organic Compounds
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
sumber pencemaran udara oleh Volatile Organic Compounds (VOC) ?
2.
Apa
dampak pencemaran udara akibat Volatile Organic Compounds (VOC)?
3.
Bagaimana
cara menanggulangi dampak pencemaran udara akibat Volatile Organic Compounds
(VOC)?
4.
Bagaimana
peranan VOC dalam pembentukan pencemaran sekunder ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
sumber pencemaran udara dari Volatile Organic Compounds (VOC).
2.
Mengetahui
dampak pencemaran udara oleh Volatile
Organic Compounds (VOC).
3.
Mengetahui
cara penanggulangan akibat pencemaran udara oleh Volatile Organic Compounds
(VOC).
4.
Mengetahui
peranan VOC dalam pembentukan pencemaran sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Volatile Organic Compounds (VOC)
Senyawa volatile organik ( VOC )
adalah senyawa organik yang mudah menguap adalah
senyawa organik dengan titik uap di dalam rentang 50-260°C. Banyak senyawa organik volatile
memiliki karakteristik mudah menguap/berubah
dari fasa cair menjadi fasa gas pada temperatur ruang. Senyawa-senyawa
organik yang dikategorikan dalam VOC di antaranya adalah :
Senyawa
|
Titik didih(°C)
|
Senyawa
|
Titik Dididh(°C)
|
Benzene
|
80
|
ethylmethacrylate
|
119
|
2-pentanone
|
102
|
2-picoline
|
129
|
Toluene
|
111
|
Chlorobenzene
|
132
|
Pyridine
|
115
|
ortho-xylene
|
144
|
4-methyl-2-pentanone
|
116
|
Styrene
|
145
|
isopropylbenzene
|
153
|
Bromobenzene
|
156
|
n-propylbenzene
|
159
|
1,3-and1,4-dichloromethane
|
173
|
2-and4-chlorotoluene
|
162
|
1,2-dichlorobenzene
|
179
|
1,2,4-trimethylbenzene
|
169
|
1,2,4-trichlorobenzene
|
213
|
Sifat fisik dan
kimia dari VOC membuatnya mudah tersebar. Paparan
VOC terutama dikhawatirkan terjadi di dalam ruangan. Hal ini perlu diwaspadai
karena VOC yang mudah menguap tidak akan bisa keluar (terperangkap) atau
mungkin sulit untuk keluar dari udara di dalam ruangan. VOC selain memiliki
karakteristik mudah menguap juga memiliki sifat-sifat yang lain. Misalnya saja :
1. Trichloroethylene (C2HCl3)
yang juga memiliki sifat tidak berwarna dan tidak mudah terbakar.
2. Toluene
(C7H8) adalah senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak
berwarna. Toluene memiliki sifat sedikit mudah terbakar
3. Xylene
(C8H10) adalah isomer hidrokarbon yang selain mudah
menguap dia juga mudah terbakar. Senyawa ini dalam fase cair tidak berwarna dan
biasa digunakan sebagai solvent atau zat pelarut. Dalam kehidupan manusia,
xylene biasa digunakan sebagai pelarut dalam avtur, damar (untuk membuat
vernis, cat, tinta, obat-obatan, bahan perekat), dan pewarna tekstil.
4. Tetrachloroethylene
(C2Cl4) memiliki sifat tidak berwarna dan tidak mudah
terbakar. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai pelarut, senyawa penyerap
panas pada lemari es, cairan pembersih, dan alat pemadam api.
5. Chloroform
(CHCl3) biasa digunakan sebagai obat bius. Senyawa ini tidak
berwarna tetapi memiliki bau dan biasa digunakan sebagai pelarut serta larutan
pembersih. Di masa lalu, chloroform biasa digunakan sebagai zat anastesi dalam
operasi bedah dan pelarut dalam obat-obatan bagi hewan.
6. Trichloroethane
bersifat persisten di dalam lingkungan. Senyawa ini tidak berwarna dan tidak
mudah terbakar serta biasa digunakan sebagai pelarut dalam peralatan kebersihan
elektronik.
7. Vinyl
chloride (CH2CHCl) adalah senyawa beracun yang tidak berwarna, mudah
meledak, mudah terbakar, dan biasa digunakan dalam proses sintesis bahan
organik (misalnya dalam pembuatan polyvinyl chloride atau PVC).
8. Dichloromethane
(CH2Cl2) adalah senyawa tidak berwarna, tidak mudah
terbakar, dan biasa digunakan dalam zat pelarut cat, penghilang oli, serta
dalam produksi plastik.
9. Benzene
(C6H6) adalah senyawa toksik yang tidak berwarna dengan
aroma yang khas. Senyawa ini biasa digunakan dalam industri damar, polimer, dan
indutri bahan kimia, misalnya dalam pembuatan fenol.
B.
Sumber dan Penggunaan
VOC dalam Kehidupan Manusia
VOC dikenal
dengan banyak nama. Semua jenis VOC ini mengacu pada ribuan polutan yang
terdapat dalam bensin yang tak terbakar sempurna, cairan pencuci kering, zat
pelarut untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrokarbon.
a. Trichloroethylene
Trikloroetilen
biasa digunakan untuk menghilangkan pelumas pada spare part metal. Di masa
lalu, senyawa ini juga digunakan sebagai larutan anastesi dalam operasi
pembedahan. Trichloroethylene terdeteksi di udara ambien dengan kadar kurang
dari 1 part per billion (ppb). Data pengukuran ambien udara yang diambil dari
Aeromatic Information Retrevial System (Sistem ini telah digunakan untuk
mengambil sampel pengukuran di 25 negara bagian Amerika Serikat dari tahun
1985-1995) menunjukkan rentang nilai udara ambien berada dalam kisaran 0,01
sampai 3,9 μg/ m3.
·
Penggunaan Senyawa
Trichloroethylene dalam Dunia Industri
Senyawa ini digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi lemak, minyak, waxes, tar, menjadi bahan antara dalam produksi senyawa kimia lainnya, dan berguna dalam menghasikan dingin pada kulkas. Orang yang bekerja dalam industri yang melibatkan proses tersebut berisiko tinggi untuk terpapar.
Senyawa ini digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi lemak, minyak, waxes, tar, menjadi bahan antara dalam produksi senyawa kimia lainnya, dan berguna dalam menghasikan dingin pada kulkas. Orang yang bekerja dalam industri yang melibatkan proses tersebut berisiko tinggi untuk terpapar.
·
Penggunaan Senyawa
Trichloroethylene dalam Rumah Tangga
Senyawa ini biasa terdapat dalam typewriter correction fluids, thinner/pelarut cat, dan larutan pembersih. Orang yang berisiko terhadap paparan trikloroetilen pada penggunaan benda-benda ini adalah pelajar, orang/pekerja kantor, tukang cat, cleaning service, dan sebagainya.
Senyawa ini biasa terdapat dalam typewriter correction fluids, thinner/pelarut cat, dan larutan pembersih. Orang yang berisiko terhadap paparan trikloroetilen pada penggunaan benda-benda ini adalah pelajar, orang/pekerja kantor, tukang cat, cleaning service, dan sebagainya.
b.
Toluene
Toluene terutama
digunakan sebagai campuran dalam bahan bakar minyak (dalam hal ini bensin)
untuk meningkatkan nilai oktan. Senyawa ini juga digunakan untuk memproduksi
benzena dan sebagai pelarut dalam cat. Toluene disebut juga dengan nama
metilbenzena.
·
Penggunaan Senyawa
Toluene dalam Dunia Industri
Dalam
dunia industri, toluene digunakan sebagai bahan dasar untuk membentuk senyawa
organik baru seperti benzena dan sebagainya. Senyawa ini juga digunakan dalam
pembuatan polimer untuk produksi nilon, botol soda plastik, polyurethanes
(kelompok polimer termoplastik), pewarna, kosmetik, dan sebagainya. Orang yang
bekerja dalam industri yang memproduksi produk tersebut berisiko tinggi untuk terpapar.
Penggunaan
Senyawa Toluene dalam Rumah Tangga
Dengan melihat penjelasan sebelumnya, ada banyak produk yang biasa digunakan dalam kehidupan di rumah tangga dibuat menggunakan bahan dasar toluene. Misalnya, pewarna dan kosmetik. Pewarna yang berasal dari toluene hanya boleh digunakan sebagai pewarna tekstil. Akan sangat berbahaya jika produsen makanan menggunakan bahan pewarna yang dibuat dari toluene sebagai pewarna makanan. Sementara itu, para pengguna kosmetik yang dalam pembuatan polimer bahan dasarnya menggunakan toluene memiliki risiko terpapar toluene lewat kontak kulit maupun inhalasi.
Dengan melihat penjelasan sebelumnya, ada banyak produk yang biasa digunakan dalam kehidupan di rumah tangga dibuat menggunakan bahan dasar toluene. Misalnya, pewarna dan kosmetik. Pewarna yang berasal dari toluene hanya boleh digunakan sebagai pewarna tekstil. Akan sangat berbahaya jika produsen makanan menggunakan bahan pewarna yang dibuat dari toluene sebagai pewarna makanan. Sementara itu, para pengguna kosmetik yang dalam pembuatan polimer bahan dasarnya menggunakan toluene memiliki risiko terpapar toluene lewat kontak kulit maupun inhalasi.
C.
Dampak Pencemaran udara akibat VOC
1. Trichloroethylene
·
Efek Akut
Sistem syaraf pusat merupakan organ
target utama dari paparan
inhalasi akut trichloroethylene. Symptom yang ditimbulkan diantaranya adalah
mudah mengantuk, kelelahan, sakit kepala, kebingungan, dan merasa euphoria.
Selain sistem syaraf pusat, senyawa ini juga menimbulkan efek pada hati,
ginjal, sistem gastrointestinal, dan juga kulit.
·
Efek Kronis (non
kanker)
Sebagaimana paparan akut, paparan kronis
trichloroethylene lewat inhalasi juga akan mempengaruhi sistem syaraf pusat.
Bentuk lain dari paparan
kronis di antaranya adalah pusing, sakit kepala, mudah mengantuk, sakit perut,
kebingungan, pandangan kabur, mati rasa, dan kelelahan. Selain itu, efek
gangguan juga dialami oleh organ seperti hati, ginjal, sistem kekebalan dan
kelenjar endokrin akibat paparan lewat minum minuman yang terkontaminasi dan akibat
paparan di tempat kerja.
·
Efek terhadap
perkembangan sistem reproduksi
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti efek paparan trichlotroethylene terhadap sistem reproduksi. Akan tetapi, sejauh ini belum ada laporan penelitian yang melaporkan bahwa senyawa ini berhubungan dengan cacat bawaan bayi dan adanya gangguan sistem reproduksi, baik lewat paparan inhalasi, ingesti, dan juga kontak kulit.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti efek paparan trichlotroethylene terhadap sistem reproduksi. Akan tetapi, sejauh ini belum ada laporan penelitian yang melaporkan bahwa senyawa ini berhubungan dengan cacat bawaan bayi dan adanya gangguan sistem reproduksi, baik lewat paparan inhalasi, ingesti, dan juga kontak kulit.
·
Risiko Kanker
Analisis terbaru studi epidemiologis yang
dilakukan belakangan ini menunjukkan adanya hubungan antara paparan
trichloroethylene dengan kejadian kanker pada manusia, terutama yang menyerang
ginjal, hati, leher rahim, dan sistem limfe. Studi epidemiologis menunjukkan
konsistensi hubungan yang paling kuat antara paparan senyawa ini dengan
kejadian kanker ginjal. Para ilmuwan menemukan adanya mutasi sel renalis spesifik
pada orang yang terpapar
trichloroethylene.
2.
Toluene
·
Efek Akut
Target
organ utama senyawa ini adalah sistem syaraf pusat (SSP). Kerusakan yang banyak
ditemui pada manusia dan hewan yang terpapar senyawa ini adalah disfungsi SSP
permanen dan narkosis. Gejala lain yang ditimbulkan di antaranya adalah
kelelahan, mudah mengantuk, sakit kepala. Paparan yang lebih tinggi mampu
memberikan efek tekanan pada SSP atau bahkan kematian. Efek lainnya adalah
kelainan detak jantung. Paparan ingesti akut dapat menyebabkan kematian setelah
SSP tertekan. Kontriksi dan nekrosis pada jaringan otot jantung, edema hati,
dan nekrosis tubulus ginjal juga dilaporkan.
·
Paparan Kronis
Inhalasi
kronis toluene juga dapat menimbulkan tekanan pada SSP. Gejala yang ditimbulkan
di antaranya adalah mengantuk, ataxia (kehilangan kemampuan mengontrol gerak
tubuh), tremor (bergetarnya bagian tubuh), nystagmus (pergerakan bola mata
tanpa sadar), serta gangguan dalam berbicara, mendengar, dan melihat. Selain
itu, iritasi traktus respiratori dan mata, nyeri tenggorokan, mengantuk, sakit
kepala, dan kesulitan tidur juga ditemukan dalam penetian. RfC (The Reference
Concentration) toluene sekitar 0,4 mg/m3. Angka ini diambil berdasarkan efek
neurologis yang muncul pada manusia.
·
Efek pada Kesehatan
Reproduksi dan Perkembangan Manusia
Kelainan SSP,
kurangnya atensi, dan kelainan/cacat anggota tubuh dapat ditemukan pada
anak-anak yang lahir dari ibu yang terpapar toluene. Hal tersebut membuktikan
bahwa toluene tidak hanya memiliki dampak negatif langsung kepada objek yang terpapar
olehnya. Janin yang dikandung seorang ibu juga memiliki risiko mengalami
kecacatan saat lahir, bahkan walau sang ibu juga tidak terpapar olehnya. Paparan
toluene pada kondisi seperti ini disebabkan oleh paparan paternal. Paparan
paternal diketahui meningkatkan odds ratio aborsi spontan. Bayi yang lahir
dengan riwayat paparan paternal memiliki kemungkinan untuk menderita asidosis
tubulus ginjal. Walaupun demikian, ternyata hal tersebut hanya terjadi pada
manusia.
·
Resiko Kanker
Studi
epidemiologi masih belum dapat menunjukkan adanya risiko kanker secara
statistik pada paparan inhalasi dan ingesti. Hal ini dimungkinkan disebabkan
oleh terbatasnya cakupan pengambilan populasi sampel dan kurangnya data
pengamatan. Akan tetapi, dengan informasi yang diketahui hingga saat ini
toluene tetap diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya walau dia tidak
diklasifikasikan sebagai bahan karsinogenik bagi manusia (EPA
mengklasifikasikannya ke dalam golongan D).
D.
Solusi Penanggulangan
1)
Penggunaan
Photocatalytic Filter dalam HVAC
Oksidasi fotokatalitis fase gas VOC muncul sebagai proses alternatif yang menjanjikan dalam menghilangkan pencemar VOC dalam HVAC system. Proses ini lebih efektif karena mampu mengontrol bermacam-macam VOC di dalam ruangan seperti alkana, alkena, alkohol, senyawa aromatik, hidrokarbo terklorinasi, aldehid, dan keton. Lebih dari sekedar menyerap, filter fotokatalitis ini mampu mengoksidasi VOC menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Lebih jauh lagi, banyak studi menunjukkan bahwa proses fotokatalitis juga mampu mengontrol kontaminan biologis.
Oksidasi fotokatalitis fase gas VOC muncul sebagai proses alternatif yang menjanjikan dalam menghilangkan pencemar VOC dalam HVAC system. Proses ini lebih efektif karena mampu mengontrol bermacam-macam VOC di dalam ruangan seperti alkana, alkena, alkohol, senyawa aromatik, hidrokarbo terklorinasi, aldehid, dan keton. Lebih dari sekedar menyerap, filter fotokatalitis ini mampu mengoksidasi VOC menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Lebih jauh lagi, banyak studi menunjukkan bahwa proses fotokatalitis juga mampu mengontrol kontaminan biologis.
2)
Penggunaan Tanaman Hias
untuk Rumah Tangga. Seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya,
pencemar VOC tidak hanya ada di industri. Di dalam rumah yang terlihat bersih
ternyata juga bisa mengandung zat-zat VOC yang berbahaya. Untuk mengatasinya,
cara yang pailing mudah dilakukan adalah dengan memelihara tanaman hias.
Menurut penelitian yang dilakukan National Aeronautics and Space Administration
(NASA), Philodendron, sp adalah tanaman yang baik untuk diletakkan di dalam
rumah. Tanaman ini bisa menyerap polutan yang terkandung udara di dalam ruangan
seperti formaldehid. Berikut ini adalah daftar nama tanaman dan gas polutan
yang mampu diserap olehnya.
3)
Cat tembok bisa
mengeluarkan zat VOC ketika mengering, yang bisa sebabkan sakit kepala, mual
atau pusing. Begitu juga dengan pembersih bahan adhesive dan cat semprot, juga
mengandung methylene chloride yang bisa menyebabkan kanker pada binatang.Agar
efek cat bisa dikurangi, gunakan cat yang rendah kandungan VOC nya. Saat
mengecat tembok atau peralatan rumah, buka jendela dan pintu lebar-lebar dan
ciptakan ventilas udara dengan kipas angin. Jangan lupa juga kenakan masker
saat mengecat.
E.
Peran Volatile Organic
Compounds dalam Pembentukan Pencemar Sekunder
VOC adalah
senyawa yang mudah menguap. Saat ia berada dalam fase uap di udara dan terkena
sinar ultraviolet matahari, maka hal yang selanjutnya terjadi adalah reaksi
fotokimia. Salah satu bentuk reaksi berbahaya yang terjadi di alam adalah
pembentukan ground level ozone dari NOx dan VOC. NO2 bereaksi di udara dengan
sinar ultraviolet (UV) untuk kemudian membentuk ozon dan nitrit oksida (NO).
NO2 di udara dan UV dari sinar matahari akan membentuk ozon dan NO. NO lalu
bereaksi dengan radikal bebas di atmosfer, dimana reaksi ini juga dibentuk oleh
UV yang beraksi dengan VOC. Radikal bebas lalu mendaur ulang NO menjadi NO2.
Dengan jalan ini setiap molekul NO dapat memproduksi ozon berkali-kali. Hal ini
akan berlanjut hingga VOC tereduksi (VOC yang sama dapat membantu kinerja NO
dalam memproduksi ozon hingga 5 kali siklus).
Ozon sangat
bermanfaat bagi manusia. Lapisan ozon yang menyelimuti bumi melindungi kelangsungan
hidup makhluk hidup dari paparan sinar kosmis yang berbahaya. Akan tetapi, ozon
berubah menjadi gas yang berbahaya bagi makhluk hidup saat dia berada di ground
level.
Bagi manusia, menghirup ozon dapat menyebabkan bermacam gangguan kesehatan seperti nyeri dada, batuk-batuk, iritasi tenggorokan dan edema. Selain itu, ground level ozone juga dapat menyebabkan reaksi inflamasi dan mereduksi fungsi paru-paru. Paparan dalam waktu lama akan menyebabkan timbulnya jaringan parut.
Bagi manusia, menghirup ozon dapat menyebabkan bermacam gangguan kesehatan seperti nyeri dada, batuk-batuk, iritasi tenggorokan dan edema. Selain itu, ground level ozone juga dapat menyebabkan reaksi inflamasi dan mereduksi fungsi paru-paru. Paparan dalam waktu lama akan menyebabkan timbulnya jaringan parut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sumber pencemaran udara oleh Volatile Organic
Compounds (VOC) antara lain Trichloroethylene dan toluene.
2. Dampak pencemaran udara oleh Volatile Organic
Compounds (VOC) antara lain mudah mengantuk,
kelelahan, sakit kepala, kebingungan, gangguan
hati, ginjal, sistem kekebalan dan kelenjar endokrin, kanker, gangguan sisitem reproduksi, dll.
3. Cara Penanggulangan pencemaran udara oleh Volatile Organic
Compounds (VOC) antara lain Penggunaan
Photocatalytic Filter dalam HVAC Oksidasi fotokatalitis
fase gas VOC, Penggunaan
Tanaman Hias untuk Rumah Tangga serta menggunakan
cat yang rendah kandungan VOC nya.
4. Peranan VOC dalam pembentukan pencemaran sekunder yaitu
dengan reaksi fotokimia.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar